Berita

Tekan Status Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri, Unikom Berikan Imunisasi Bagi Mahasiswa

BANDUNG, UNIKOM- Universitas Komputer Indonesia (Unikom) bekerja sama dengan Puskesmas Sekeloa Bandung turut mensukseskan kegiatan ‘Outbreak Response Immunization’ (ORI) sebagai program yang digagas pemerintah khususnya Dinas Kesehatan untuk memberikan imunisasi difteri secara gratis kepada generasi muda Indonesia yang berusia dibawah 19 tahun, termasuk salah satunya kalangan mahasiswa. Program ORI di Unikom yang berlangsung selama dua hari, pada 1-2 Maret 2018 di Ruang L.018 Smart Building Unikom diikuti ± 950 mahasiswa dari berbagai program studi, yang pada pelaksanaannya melibatkan Penanggung Jawab Puskesmas Sekeloa Bandung, dr. Yuli Novariza, para bidan di lingkungan Puskesmas Sekeloa Bandung, Tim PKK Kelurahan Lebak Gede Bandung, serta dibantu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) KSR-PMI dan Korps Protokoler Mahasiswa (KPM) Unikom.

Tidak hanya memperoleh imunisasi gratis, para mahasiswa juga mendapat pengetahuan terkait pentingnya vaksin difteri guna menghindari dan mengurangi wabah difteri yang dikategorikan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Seperti diungkapkan oleh dr. Yuli bahwa imunisasi ORI sebelumnya pernah dilakukan dan berhenti di tahun 2015. Namun, banyaknya masyarakat Indonesia yang tidak melakukan imunisasi secara rutin serta daya tahan tubuh yang lemah, memasuki tahun 2017 hingga saat ini kembali terjadi kejadian luar biasa dimana penyakit difteri menyebar begitu cepat khususnya pada anak-anak sehingga pemerintah pun kembali menggagas program serupa.

“…penyakit difteri sendiri merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernafasan bagian atas, akibat bakteri corynebacterium diphtheria yang bisa masuk melalui saluran pernafasan, bakteri tersebut membuat psedomembran dan racun yang masuk ke peredaran darah dan berpotensi menyerang organ vital lainnya, sehingga penyakit ini tidak bisa dianggap sepele, maka kami pun sangat mengharapkan sasaran imunisasi di Unikom yakni mahasiswa beruisa dibawah 19 tahun bisa seluruhnya mendapatkan imunisasi terkecuali mereka yang mempunyai riwayat penyakit tertentu dan tidak memungkinkan untuk dilakukan imunisasi guna menghindari KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi,” ujar Yuli.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Unikom, Prof. Dr. Hj. Aelina Surya, Dra yang hadir sekaligus membuka kegiatan, mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi adanya pemberian imunisasi untuk mahasiswa Unikom terlebih jika melihat dampak bahaya yang ditimbulkan dari penyakit difteri tersebut.  “Melihat dampak bahaya difteri, maka kegiatan ini sangat penting bagi mahasiswa/I yang masuk kriteria ORI dan kami sangat mengapresiasi karena pemerintah melalui Puskesmas Sekeloa bisa memfasilitasi mahasiswa Unikom yang jumlahnya cukup banyak, sehingga walaupun banyak informasi yang beredar mengenai hal-hal yang mungkin bisa saja terjadi pasca diberikan imunisasi tetapi kami pengharapkan kegiatan ORI di Unikom bisa berjalan dengan lancar, bisa diikuti dengan baik, dan bermanfaat bagi mahasiswa Unikom,” jelas Aelina.

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya penyebaran penyakit di lingkungan perguruan tinggi khususnya Unikom sehingga generasi muda Indonesia bisa terselamatkan dari penyakit berbahaya, salah satunya difteri. (Direktorat Hms & Pro)