Berita

Unikom Borong Juara di Kompetisi Komurindo-Kombat 2017

BANDUNG, UNIKOM- Universitas Komputer Indonesia (Unikom) kembali memborong gelar juara pada Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (KOMURINDO) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfir (KOMBAT) Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti). Kompetisi yang berlangsung sejak 22-25 Agustus 2017 di Santolo, Pameumpeuk, Garut, diikuti total tiga tim dari Divisi Roket dan Divisi ERG Unikom, dimana setiap tim beranggotakan tiga orang, antara lain: 1) Tim Dirk Sagita (Alvin Nurwan, Agung Ibnu Ghani, Iqbal Hasan Suteja); 2) Tim ERGSAT XVII (Iqbal Syahrul Siddiq, Egi Pratama, Bayu Rizqi Chandra); dan 3) Tim ERG Sidra (Aang Sanjaya, Jonas Atjas Ualubun, Dira Emilian).

Tercatat sebanyak enam penghargaan diraih Unikom baik untuk kategori Wahana Sistem Kendali, Muatan Balon Atmosfer, dan Muatan Roket. Keenam penghargaan tersebut, diantaranya: 1) Juara 1 Kategori Wahana Sistem Kendali; 2) Juara Desain Terbaik Kategori Wahana Sistem Kendali; 3) Juara Harapan 1 Kategori Muatan Balon Atmosfer; 4) Juara Poster Terbaik Kategori Muatan Balon Atmosfer; 5) Juara Harapan 1 Kategori Muatan Roket; dan 6) Juara Ide Terbaik Kategori Muatan Roket. Melalui pencapaiannya, secara tidak langsung Divisi Roket Unikom berhasil mempertahankan gelar juara selama 4 tahun berturut-turut.

Kami menekankan segi pembentukan sistem, jadi siapapun mahasiswanya mereka harus membangun mental juara. Upaya kami mempertahankan gelar juara, dimulai dari team building. Mereka harus memiliki visi misi untuk sukses dan hal ini diiimplementasikan dalam setiap perekrutan atau kaderisasi anggota Divisi Roket Unikom,” ujar Endry Rahman, Dip. Ing, selaku Ketua Divisi Roket Unikom dalam Konferensi Pers yang digelar di L.030 Smart Building Unikom, pada Senin (28/8). Beliau pun menambahkan, bahwa pihaknya selalu memberikan motivasi kepada para anggota serta tidak lupa mengingatkan untuk berbagi ilmu dan saling respect antara senior dan junior. “Lakukan yang terbaik dan patuhi setiap rules book. Gabungkan antara unsur bumi dan unsur langit (ibadah) dalam setiap kegiatan yang dilakukan,” jelas Endry.

Sebelum berlaga di tahap final, Tim Dirk Sagita dibawah bimbingan Endry Rahman, Dip. Ing, Tim ERGSAT XVII dibawah bimbingan Agus Mulyana, M.T, dan Tim ERG Sidra dibawah bimbingan Muahmmad Aria Rajasa, M.T, telah mengikuti serangkaian proses seleksi, diawali pengiriman proposal tahap pertama berisikan gambaran bentuk dan cara kerja wahana, dilanjutkan pengiriman proposal tahap kedua yang dilengkapi video terbang wahana. Dari kedua tahap tersebut, kompetisi tingkat nasional yang diikuti oleh perguruan tinggi se-Indonesia meloloskan sebanyak 25 Tim Kategori Wahana Sistem Kendali, 16 Tim Kategori Muatan Balon Atmosfer, dan 20 Tim Kategori Muatan Roket.

Dilansir dari komurindo-kombat.lapan.go.id, Komurindo adalah kompetisi tahunan rancang bangun muatan roket dan roket EDF tingkat perguruan tinggi yang diselenggarakan sejak 2009. Dalam ajang ini, para mahasiswa ditantang untuk membangun suatu sistem monitoring dan pengukuran yang stabil, akurat, dan presisi di bidang peroketan. Selain itu, mahasiswa juga belajar membangun roket EDF. Adapun Kombat adalah kompetisi untuk mengamati atmosfer dari permukaan bumi dengan menggunakan balon sonde atau radiosonde, dimana kompetisi ini telah berlangsung sejak 2014.

Menurut salah satu anggota Tim Dirk Sagita, Iqbal Hasan, wahana kendali tanpa awak yang mengantarkan Unikom meraih gelar juara I telah dipersiapkan selama tiga bulan melalui hasil riset dan pengujian lapangan. “Dalam hal ini, sistem dan wahana saling menentukan karena penilaian juri didasarkan pada beberapa kriteria yaitu autonomus, ketepatan sasaran, dan separasi. Selain itu, kestabilan pun menjadi hal penting yang perlu diperhatikan mengingat dari 25 tim yang lolos ke final tidak semua roketnya bisa terbang dalam jarak jauh,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan oleh Iqbal Syahrul Siddiq dari Tim ERG SAT XVII dan Aang Sanjaya dari Tim ERG Sidra bahwa timnya telah merancang sistem sedemikian rupa dengan mengikuti aturan yang ditetapkan serta dilakukan pengujian lapangan secara langsung. “Dari pencapaian tahun ini, kami telah menetapkan fokus untuk memperbaiki sistem komunikasi yang dibangun dalam muatan supaya bisa menangkap signal jarak jauh dan mampu berkomunikasi pada jarak kurang lebih 20 KM. Karena disamping validasi data dan map tracking, sistem komunikasi pun menjadi salah satu kriteria penilaian yang ditetapkan oleh juri. Sehingga perlu riset yang lebih baik untuk pemilihan jenis radio, model antenna dan pengujian lapangan” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Agus Mulyana, S.Kom., MT, selaku Ketua Divisi ERG Unikom, menuturkan bahwa apa yang diraih tahun ini patut diapresiasi, namun dengan catatan banyak hal yang perlu dievaluasi terkait dengan teknis maupun non teknis. “Bagi kami, evaluasi yang harus dilakukan mulai dari komponen, bentuk, dan pengujian di lapangan. Tentunya kami harapkan kompetisi selanjutnya bisa meningkatkan performa dengan mempertahankan semangat kerja tim, kerjasama antar divisi, dan memperbanyak riset. Sehingga tahun 2018 Unikom bisa meraih pencapaian yang lebih baik dari tahun sebelumnya,” pungkas Agus. (Direktorat Hms & Pro)