Berita

Dosen Prodi DKV Unikom Berpartisipasi Aktif Memajangkan Karya Dalam Pameran Virtual “Festival Kertas Sejagat”

BANDUNG, UNIKOM – Terhitung mulai pertengahan Bulan Maret 2020 dimana Pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) mulai terjadi di Indonesia, maka pemerintah pun menentukan beragam kebijakan demi pencegahan penyebaran virus diantaranya dengan Work From Home dan Study From Home. Sebagai upaya pemaksimalan kebijakan tersebut, beragam kegiatan pun diupayakan dilakukan secara maksimal meski hanya dari rumah secara online. Salah satunya, kegiatan Pameran Virtual “Festival Kertas Sejagat” yang digelar pada tanggal 10 – 20 Mei 2020, di-‘Kurasi’ oleh Zusfa Roihan, merupakan kegiatan pameran kelompok yang diselenggarakan melalui halaman web garasiseni10.com, digagas Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA., juga dilatarbelakangi dengan kondisi kekinian. 

Melalui kegiatan tersebut, Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Unikom, Rini Maulina, S.Sn., M.Ds., dan Taufan Hidayatullah, S.Sn., M.Ds., turut berpartisipasi aktif memajangkan karyanya dalam pameran tersebut. Menurut Rini, partisipasi mengikuti pameran tersebut yaitu sebagai bentuk mewujudkan gagasan dari Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA, juga sebagai diseminasi/penyebarluasan hasil penelitian saya bertema ”Indung dalam Kebudayaan Sunda pada Karya Seni Visual”.

Judul dari karya yang disertakan Rini Maulina, S.Sn., M.Ds., pada pameran yaitu “Nyi Sri Pohaci: Indung Pare”. Diambil dari hasil penelitian naskah Kesatria Budug Basu yang menceritakan kematian dari Nyi Sri Pohaci yang menumbuhkan berbagai macam tumbuhan yang dibutuhkan oleh manusia terutama tanaman padi. Karya ini dibuat dengan teknik papercut, kemudian dijadikan karya seni digital Stop Motion. Persiapan yang dilakukan yaitu, menentukan tema dari karya seni hasil penelitian, kemudian memvisualkannnya melalui medium kertas dengan teknik papercut dan di olah pada aplikasi video stop motion, karya terdiri dari 54 frame. 

Rini menyampaikan “Berpameran di masa pandemi Corona Virus merupakan kesempatan yang baik untuk tetap aktif dan produktif. Berkarya seni merupakan kegiatan kreatif yang bagus untuk jiwa kita, karena bagi saya seni dapat meningkatkan derajat dan kesejahteraan hidup manusia. Tetaplah aktif dan produktif walaupun dalam kondisi tidak ideal. Harapan saya adalah dengan mengikuti pameran ini dapat membagi energi seni kepada khalayak umum. “ ujarnya.

Sementara itu, Taufan Hidayatullah, S.Sn., M.Ds., menyampaikan bahwa keikutsertaan dalam pameran tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menjaga semangat tetap berkarya dengan kondisi yang tengah dihadapi sekarang ini. “Keterbatasan tidak seharusnya menjadikan kita tidak berkarya. Selain itu, mengikuti pameran bersama memberikan keuntungan lainnya yakni dengan dapat melihat karya-karya lain dan beberapa diantaranya menunjukan proses bagaimana penciptaannya. Maka, yang perlu dipersiapkan ialah mental untuk bekerja dan berkarya. Menyiapkan konsep karya merupakan hal yang paling menantang, karena berurusan dengan cara pandang kita terhadap suatu hal dan suatu peristiwa. Berikutnya karena ada tema tentang kertas, maka menjadi tolak ukur lainnya mengenai bagaimana karya akan diperlakukan seperti apa dan bagaimana teknik pengolahannya.” jelasnya.

Menyajikan karya berjudul Hikayat Nyi Empon-Empon, Taufan berharap berharap masyarakat bisa menikmati dan mengapresiasi karya yang dipamerkan dalam Festival Kertas Sejagat sehingga keikutsertaan dalam pameran ini bisa memberikan pengayaan pengalaman dalam proses penciptaan karya. Pengayaan ini diantaranya dengan yang diperoleh dari diskusi dengan seniman yang memiliki reputasi luar biasa seperti Prof. Setiawan Sabana.

Dilansir garaseni10.com bahwa Pameran kelompok bertajuk “Festival Kertas Sejagat : Semesta Kertas dalam Renungan” merupakan pameran virtual karya-karya seniman Indonesia lintas keilmuan (interdisiplin) dalam menyikapi kondisi terkini melalui medium kertas. Pameran ini diikuti oleh 47 peserta dari Bandung, Depok, Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, dan Kota lainnya di Indonesia, juga peserta dari Sidney, Australia. Setiap peserta memiliki profesi sebagai perupa, desainer, pekriya, penari, pemusik, pengajar dan peserta berusia remaja dan anak-anak juga diikuti oleh K-PAS Indonesia,Komunitas Peduli Anak Spesial. Perupa dalam pameran ini berkreasi merespons tema “Semesta Kertas dalam Renungan”. Esensinya bagaimana renungan masing-masing terhadap peran atau kontribusi media kertas dalam kehidupan manusia selama ini khususnya di era teknologi digital dan masa pandemi ini.

 Pada Minggu, 10 Mei 2020, secara resmi kegiatan dibuka oleh Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA., yang dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang kepada para peserta pameran. “Sebelum itu saya ingin sampaikan pameran kelompok festival sejagat ini merupakan pameran virtual karya seniman-seniman Indonesia dalam menyikapi kondisi terkini melalui medium kertas. Memilih tema semesta kertas dalam renungan, dimana memiliki esensi yakni setiap seniman dapat merespon kondisi terkini terhadap tajuk tersebut melalui kertas khususnya di ekonomi digital dan pandemi ini.” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Tjetjep Rohendi Rohidi, M.A., “Bertolak dari adanya tanggung jawab diri sendiri dan tanggung jawab pada alam/karya yang kita buat. Melihat dari dua hal itu, maka digelarlah pameran ini, dimana sebagai bentuk tanggung jawab itu sendiri. Kita bisa berkarya dengan kertas sebagai mediumnya, dimana penyapaian kreatifitas kita dapat tersampaikan meski hanya melalui media digital.” (Diolah dari berbagai sumber – Direktorat Hms & Pro)