Berita

Dosen Prodi Magister Desain Pascasarjana Unikom Gelar Pameran Tunggal “Indung Si Mata Holang”

BANDUNG, UNIKOM - Pameran adalah kegiatan yang diadakan sebagai media untuk mengemukakan ide ataupun gagasan kepada masyarakat dalam berbagai bentuk, seperti budaya, pendidikan, karya seni, dan beberapa produk tertentu. Pada awal bulan September ini, salah satu Dosen dari Prodi Magister Desain Fakultas Pascasarjana UNIKOM Bandung Rini Maulina. dengan Tema “Indung Si Mata Holang” Pameran dibuka oleh Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA. Pameran tersebut dikuratori oleh Ibu Citra Smara Dewi @citrasmara_art, yang berlangsung dari tanggal 3 September 2021 sampai tanggal 17 September 2021 di Griya Seni Popo Iskandar Jalan Setiabudi Nomor 235-B Bandung.

Dr. Rahma Wardiniwaty, M.Si selaku Dekan Pascasarjana UNIKOM mengatakan dalam sambutan “Saya menyambut baik dan bahagla serta bangga bahwa Adinda Rini Maulina memamerkan karya lukisan nya dalam pameran tunggal bertemakan “Indung Si Mata Holang.” Adinda Rini Maulina adalah Dosen dari Prodi Magister Desain Fakultas Pascasarjana UNIKOM yang ditugaskan menempuh pendididikan S3 dan UNIKOM mensupport seluruh kegiatan untuk kelancaran Studi S3 terutama dari Rektor UNIKOM Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto, Soegoto, MT. Tema Indung atau ibu meruparan tema yang sangat dekat dengan kita semua, apabila kita melihat karya-karya tentu secara visual tidak mudah ditangkap seperti Indung. menurut pandangan saya penggambaran konsep Indung atau libu yang Rini maulina tampikan memang sangat berbeda dengan karya-karya ibuu seni rupa lainnya. makna Indung dalam kebudayaan mewujudkan dalam bentuk spiritual dan flosofi yang periu kita cermati. niilai-nilai Indung yang pengasih penyayang sebagai rumah yang hangat kehidupan semua makhluk merupakan sesuatu yang kita butuhkan dikehidupan sekarang seperti yang terlihat  dari warna-warna penggambaran bahwa kita masih memiliki harapan-harapan kehidupan  yang indah apabla dalam kehidupan kita ini saling silih asah, silih asih, silih asuh. tidak mudah untuk menyelenggarakan pameran pada situasi pandemi saat ini memerlukan kerja keras agar pameran yang ditampilkan dapat sukses dan mendapatkan aspirasi positif dari masyarakat. Dengan diselenggarakan pameran ini mudah mudahan dapat memberikan inspirasi kepada kita semua.”Pungkas Rahma

Dr. Citra Smara Dewi, S.SN., M.SI sebagai Kuratorial mengatakan “Salah satu hal penting bagaimana kita mengkritisi tentang peran perguruan tinggi dalam memiliki kepedulian kritis terhadap nilai-nilai budaya atau tradisi nusantara yang mulai dilupakan oleh generasi masa kini nampaknya kekuatiran dan kecemasan tersebut pada hari ini Segera terpatahkan Karena melalui pameran tunggal saudari akan menyaksikan dan juga melihat Bagaimana seorang perempuan yang sekaligus seorang akademisi dalam mengangkat potensi lokal atau nilai-nilai tradisi dalam hal ini adalah pandangan filosofi yang diyakini pada masyarakat Sunda. Selain diyakini sebagai sumber kehidupan Indung juga memiliki multi Tafsir dan juga yang sangat luas Saya melihat dalam memahami Indung pada pameran kali ini yaitu selain ini juga memiliki sifat atau perilaku keibuan tapi selain Indung juga memiliki kecenderungan maupun sifat sebagai pemimpin kemudian pelindung kasih sayang dan juga hal-hal lain yang terkait dengan norma-norma dan kehidupan pada masyarakat Sunda Saya pikir ide gagasan ini sangat menarik menarik bahwa sebagai seorang seniman mencoba mengkritisi Bagaimana Indung pada masyarakat Sunda itu pada saat ini dianggap sudah hampir Terlupakan yang membedakan atau ada pameran tunggal Rini Maulina ini bagi saya pameran ini menjadi sangat menarik dan sangat kuat karena tidak terjebak pada arus seni rupa modern yang menggunakan atau mengagungkan proses berkarya melalui pendekatan seni lukis seperti menggunakan cat minyak di atas kanvas atau media-media lain yang berbasis dua dimensi”ucap Citra

Pembukaan pameran oleh Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA secara virtual melalui zoom meeting, beliau mengucapkan kepada seluruh hadirin ucapan terima kasih atas berkenannya hadir pada pameran Rini Maulina. Ucapan selamat juga diberikan oleh Ketua Griya Seni Popo Iskandar (GSPI) Anton Susanto, Perwakilan Promotor S3 Dr. Nuning Yanti Darmayanti, Dipl.Art. tidak lupa juga ucapan dari Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya dan Kerjasama UNIKOM Assoc Prof. Dr. Agus Riyanto, ST. MT. Direktur Humas dan Protokoler Unikom Dr. Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., CICS. serta seluruh hadirin yang hadir pada pembukaan pameran Indung Si Mata Holang.

Rini Maulina diakhir acara mengatakan “Pameran Indung si Mata Holang sebelumnya direncanakan dilaksanakan untuk Bulan Mei 2021, namun karena Kota Bandung terkena PPKM, kita harus mematuhi aturan tersebut  sehingga galeri menunggu waktu yang tepat agar pameran secara luring dapat terlaksanakan. Pihak galeri Griya Seni Popo Iskandar tetap ingin melaksanakan pameran ini secara luring agar masyarakat mengetahui lebih detil karya yang dipamerkan seperti ukuran, tekstur, material dan suasana pamerannya yang tidak dapat dirasakan utuh apabila dilaksanakan secara daring. Alhamdulillah pada bulan September ini akhirnya dapat diselenggarakan secara luring dengan pembukaan pameran secara daring. Ditengah situasi kita semua yang sedang menghadapi pandemi Covid-19, terlaksananya pameran ini secara luring dan daring merupakan hal yang sangat luar biasa. Saya sangat senang sekali pameran ini dapat berjalan dengan lancar. Pameran dibuka oleh Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA, sambutan diberikan oleh Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya dan Kerjasama Assoc. Prof. Dr. Agus Riyanto, ST., MT., dan oleh Dekan Pascasarjana DR. Rahma Wahdiniwaty, Drs., M.Si. Prof. A.D Pirous, seniman Indonesia terkemuka juga turut memberikan sambutan dan ucapan selamat. Banyak sekali rekan-rekan kerja dari UNIKOM yang hadir, saya sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah hadir dalam acara pembukaan maupun yang datang langsung ke galeri.”pungkasnya

Lebih lanjut Rini menceritakan Indung si mata holang berarti (ibu sumber kehidupan). Judul pameran tersebut merupakan hasil kesimpulan dari penelitian mengenai makna Indung dalam kebudayaan Sunda. Penelitian mengenai makan indung dilakukan di wilayah Jawa Barat, melalui wawancara, kuesioner dan literatur, dari penelitian tersebut didapatkan 5 inti makna indung yaitu indung bermakna sebagai Sumber kehidupan, Rumah, kasih sayang, pemimpin dan keindahan. Ke 5 makna tersebut memiliki makna yang sama yaitu sebagai sumber kehidupan.”tandasnya

Menjadi seorang dosen dan juga sebagai seniman membutuhkan usaha yang besar, harapan saya, agar usaha dan karya saya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa saya terutama untuk gigih berusaha dalam kehidupan dan berkarya sebagai kegiatan yang positif. Pameran ini tidak mungkin terselenggara tanpa bantuan dari pihak-pihak lain, semoga dengan pameran ini dapat menginspirasi masyarakat untuk kerjasama dan saling mendukung satu sama lain, semoga kita dapat menjadi indung bagi sesama yang penuh kasih sayang. “Tutup Rani

Semua    budaya    di    dunia    mengenal    ibu  dan  cenderung  ditafsirkan  sebagai  ibu  biologis,  perempuan  yang  mengandung  dan  melahirkan.   Dalam   budaya   Sunda,   nama   panggilan  untuk  ibu  yaitu  indung,  memiliki  berbagai  pemahaman. Indung     dalam     persepsi     tradisional     masyarakat   Sunda,   menjadi   sosok   sentral   spiritual urang Sunda. Indung menjadi simbol kesempurnaan  bagi  pencapaian  spiritualitas  yang  dihayati  dalam  kehidupan  sehari-hari  sebagai tindakan memuliakan indung (Direktorat Hms & Pro)