Berita

Menjalin Keberkahan Silaturahmi Melalui Kajian Ta’lim Unikom “Ciri Hamba Yang Dilupakan Allah”

BANDUNG, UNIKOM - Yayasan Sciene and Technology Unikom bekerjasama dengan Majlis Ta’lim Ashfiyatun Nisa Kota Bandung. mengadakan Kajian Online secara rutin setiap minggunya, kali ini  mengusung tema “Ciri Hamba Yang Dilupakan Allah” Jumat, 1 Oktober 2021 bersama Ustad Dedi Hariadi, LC. Kajian tersebut digelar melalui zoom meeting dan dengan tujuan menumbuhkan tali silaturahim yang erat dengan sesama, serta meningkatkan kualitas iman dimasa pandemi Covid-19 ini. Turut dihadiri oleh berbagai Jamaah, diantaranya Keluarga Yayasan Sciene and Technology, Jajara Pimpinan Unikom, Para Dosen dan Karyawan dilingkungan Unikom, serta peserta Majlis Ta’lim Ashfiyatun nisa Unikom.

Dr. Dewi Kurniasih, S.IP., M.Si. dalam sambutan mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya yang pertama kepada pimpinan Yayasan Sains Dan Teknologi yang dalam hal ini mensupport sekali terhadap pelaksanaan kajian ini kemudian kepada Pak Rektor Unikom Prof. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, M.T. dan seluruh Sivitas Akademika Unikom yang terdiri dari dosen, karyawan dan juga mahasiswa unikom serta alumni dan tak lupa kepada pengurus Majlis Ta’lim Ashfiyatun Nisa Kota Bandung serta yang meliputi dari berbagai macam unsur dan Majlis Ta’lim di luar civitas akademika Unikom yang senantiasa tetap berkenan untuk mengadakan kajian dari tiap minggu Terima kasih atas kehadiran bapak ibu sekalian semua mudah mudahan hari ini membawa manfaat utamanya kita mendapatkan ilmu yang berkah untuk dunia dan akhirat.”tutur Dewi

Ustad Dedi Hariadi mengatakan bahwa hari ini kembali mudah-mudahan menjadi bagian terbaik dari amal sholeh kita, hari ini menjadi bagian terindah dari ampunan dosa-dosa kita dan menjadi bagian tersempurna cara Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan kita semua untuk menjadi Ahli Surga. Dalam kehidupan Allah berkahi ada yang paling membahagiakan bagi kehidupan kita,  ada pula yang paling menyakitkan dikehidupan kita ada anugerah terbesar yang Allah hadirkan di kehidupan ada musibah terberat yang Allah ujikan dikehidupan kita.”ungkapnya

Ustad Dedi Hariadi  juga mengungkapkan seberat – beratnya ujian di dunia tidak akan sebanding dengan seringan – ringannyaujian di akhirat kelak bertolak dari Hadis Riwayat Ahmad “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang inginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah”, (HR. Ahmad) Dan sebagaimana yang disampaikan Allah dalam Surah Surat Al An’am ayat 44 yang berbunyi Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS. Al An'am: 44)

Cobaan memang tidaklah menyenangkan. Cobaan pun datang dalam bentuk yang berbeda-beda, bisa dalam bentuk harta, fisik, kemiskinan, anak, pasangan hidup, bahkan hingga relasi kerja dan bisnis. Hanya saja, cobaan yang diberikan Allah SWT kepada hambanya sebenarnya adalah bentuk kecintaan Allah. Bukankah dengan diturunkannya cobaan, manusia dapat teruji keimanannya? Kala menurunkan cobaan, sesungguhnya Allah tengah mencintai hamba-Nya. sebaliknya Tidak sedikit orang yang lalai dalam ibadah justru diberikan harta yang berlimpah dari Allah SWT. Dalam Islam, kenikmatan dunia itu disebut dengan istidraj. Allah SWT melimpahkan rezeki, kebahagiaan, dan kenikmatan dunia lainnya kepada setiap orang yang Dia kehendaki. Kenikmatan tersebut bisa menjadi peringatan akan azab Allah apabila diberikan kepada orang yang sering melalaikan ibadah dan merasa tenang dalam maksiatnya.”pungkasanya

Cara termudah untuk membedakan kesenangan yang datangnya dari kemurahan Allah dengan istidraj adalah ketakwaan. Jika orang tersebut taat dalam beribadah, bisa jadi nikmat yang diterima adalah kemurahan Allah. Begitupun sebaliknya, apabila orang tersebut lalai dalam ibadah bisa jadi itu merupakan istidraj.  Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad yang berasal dari sahabat Rasulullah SAW, 'Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: "Apabila engkau lihat Allah memberikan sebagian keduniaan kepada hamba-Nya, apa saja yang diingininya dengan serba-serbi kemaksiatannya maka pemberian yang demikian adalah istidraj." (HR. Ahmad) (Direktorat Hms & Pro)