Berita

Program Studi dan Hima Ilmu Hubungan Internasional Unikom Menggelar Talkshow On-Air Vol. 3 “Serum: Sharing Your Motivation”

BANDUNG, UNIKOM – Sabtu, 4 September 2021 Program Studi dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Unikom kembali menyelenggarakan Talkshow  bertemakan “SERUM : Sharing Your Motivation” bersama narasumber yang kompenten dibidangnya Staf Protokol dan Kekonsuleran KBRI di Wellington Fernanda Sukma Adji, Secretary of Permanent Delegation of Indonesia to UNESCO, Embassy of The Republic of Indonesia in Paris France Dikmas Sulistio, Senior Seles manager PT. Astrazeneca Indonesia Hanny Safari dan Marketing Executive UNIQLO Indonesia Mahran Ghalib Affandi. Kegiatan tersebut dilakukan secara daring melalui zoom meeting.

Ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Dr. Dewi Tri Wahyuni, S.IP., M.Si dalam sambutan mengatakan “atas nama program studi kami ucapkan terima kasih kepada para narasumber yang telah meluangkan waktu dan kesediaannya untuk bisa mengisi acara di Tokshow pada hari ini. Talkshow ini berupaya memberikan pemahaman materi dan pengalaman dari berbagai narasumber yang hebat, sehingga kedepannya saat lulus nanti telah banyak gambaran akan seperti apa langkah selanjutnya. Kemudian kita semua melewati masa pandemic Covid – 19 ini tentu adanya penurunan motivasi belajar sehingga sekitar semakin berkurang  motivasi belajarnya kemudian mudah-mudahan apa yang diselenggarakan oleh program studi Ilmu Hubungan Internasional dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasioanl pada pagi ini menjadi angin segar bagi kita untuk bersemangat kembali”ungkap Dewi

Assoc Prof. Dr. Lilis Puspitawati, S.E., M.Si., Ak.CA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengungkapkan “ Rasa terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya kegiatan yang luar biasa pada hari ini. Walau situasi saat ini masih pandemic covid – 19 tidak menyurutkan semangat dan perjuangan menuntut ilmu. Prodi Ilmu Hubungan Internasional adalah Prodi yang produktif dalam menyelenggarakan kegiatan softkill salah satunya kegiatan hari ini. Kegiatan ini juga terlaksana berkat gagasan ide dari para Himpunan Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional saya ucapkan terima kasih berkat niat yang baik tujuan yang baik memberikan wadah untuk sharing bersama berbagi pengalaman untuk kita semua, semoga semuanya bisa termotivasi dan memiliki skill yang baik kedepannya”pungkas Lilis

Dikmas Sulistio membagikan pengalamnya “Kita sebagai seorang diplomat dituntut untuk harus bisa adaktif karena kita saat melamar pekerjaan harus bersedia ditempatkan dimana saja. Mungkin temen temen mengatakan saya enak bekerja di paris tapi itu semua tidaklah sepenuhnya benar, padahal masih banyak kendala yang saya hadapi juga utamanya kendala dalam bahasa, sistem pemerintahan yang berbeda lalu juga perwakilan kita dari paris adalah organisasi yang kecil dibandingkan dengan kementerian luar Negeri sebelumnya saya bertugas dipusa dimana organisasi nya lebih besar staf nya lebih banyak dan koneksi kita lebih banyak.”ucapnya

Lebih lanjut, Fernanda Sukma Adji menuturkan “Secara umum kendala yang dihadapi saat sekarang adalah perbedaan peraturan disetiap negara yang di akreditasikan terutama di selandia baru.. kami mengalami sedikit tantangan yakni mobilitas untuk bergerak memberikan pelayanan kepada WNI yang ada disini karena secara garis besar di Negara ini kita mempunyai sekitar 8.000 WNI jadi sebagai seorang Staf Protokol mempunyai tanggung jawab harus siap dihubungi, melayani selama 24 Jam dalam 7 hari.”tandasnya

Selanjutnya Hanny Safari bicara bahwa tantangan yang ia hadapi adalah bahasa, dan istilah dalam kedokteran, farmasi, bahasa inggris harus bisa kita keusai jika bekerja pada perusahaan asing dan memang menjadi wajib. Saya berada pada lingkungan yang notabennya adalah lulusan farmasi, kedokteran meskipun mengalami banyak kendala tapi itu harus dikembalikan kepada diri kita sendiri bagaimana kita harus cepat beradaptasi dan mengupgrade kapabilitas atau kemampuan kita dengan baik.”ungkapnya

Terakhir, Mahran Ghalib Affandi Ia menyebut hambatan adalah tantangan dan membagi dua aspek yakni tantangan pekerjaan dan tantangan personal, dirinya menceritakan saat lulus saat itu dimana lapangan pekerjaan rata rata membutuhkan jurusan yang spesifik atau tidak. Ketika saya join ke UNIQLO saya tidak mengetahui tentang perusahaan tersebut. Pengalamannya pertama kali ia ceritakan seorang sarjana bekerja selama enam bulan, membersihkan toko, naik – naik tangga sampai melipat baju dari yang tidak bisa melipat baju sampai saat ini jago melipat baju. Dari situ hal terberat menurutnya. Dan benar sekali bahwa adaptasi itu hal yang sangat penting. Bekerja di perushaan multi nasional harus bisa dan siap ditempatkan dimana saja”pungkasnya  

Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.30 WIB melalui zoom meeting dengan jumlah peserta 150 tersebut banyak sekali memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang Bagaimana bekerja sebagai Staf Protokol dan Kekonsuleran KBRI di Wellington menjadi Secretary of Permanent Delegation of Indonesia to UNESCO, Embassy of The Republic of Indonesia in Paris, menjadi Senior Seles manager PT. Astrazeneca Indonesia Hanny Safari dan Marketing Executive UNIQLO Indonesia dan untuk melihat secara lengkap dapat menyaksikan pada channel youtube HIMA IHI UNIKOM. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilakukan agar pengetahuan dan ilmu yang diberikan tidak hanya didapat dalam proses belajar secara formal (Direktorat Hms & Pro)