Berita

Ratusan Dosen dan Karyawan Unikom Telah Lakukan Penyuntikan Vaksin Covid-19 Dosis Kedua

BANDUNG, UNIKOM - Semakin banyak orang yang menerima vaksin Covid-19 membuat harapan pandemi segera teratasi semakin besar. Vaksin Covid-19 bekerja lebih efektif apabila diberikan sebanyak dua dosis. Di sisi lain, beberapa orang ada yang melewatkan vaksinasi tahap kedua karena alasan tertentu. Satu dosis vaksin memang dapat memberi perlindungan dari virus korona. Tetapi risiko tertular Covid-19 paling rendah jika mendapatkan dua dosis. Vaksin dosis pertama sudah diberikan pada 5-6 April 2021 diketahui ± 108 Dosen dan ± 108 Karyawan telah melakukan suntik vaksin Covid-19. Untuk melengkapi sistem kekebalan tubuh maka ratusan dosen dan karyawan Unikom tidak melewatkan pemberian vaksin dosis ke dua pada 3 - 4 Mei 2021, bertempat di Kiara Artha Park Bandung, Jawa Barat.

Tien suryati, A.Md. Selaku Staff Direktorat Keuangan, memberikan pendapat nya setelah melakukan Vaksin Covid 19, “mungkin sugesti atau memang pengaruh vaksin, badan jadi lebih Vit dan lebih percaya diri, tetapi tetap protokol kesehatan tetap dilakukan seperti memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.” Tien menceritakan Gejala setelah menerima vaksin hanya dirasakan dan terjadi di awal saja setelah di suntik, yaitu merasakan kantuk , sedikit pegal beberapa hari di area lengan yang disuntikan, dan sedikit lemas. Harapan tentunya semuanya bisa menerima vaksin tersebut secara merata baik dosen, karyawan dan mahasiswa agar semua bisa secepatnya kembali beraktifitas seperti biasanya, tentunya kualitas vaksin tersebut juga harus berdampak baik tentunya tanpa gejala negatif.”ungkapnya

Retno Meiningsih, A.Md Sekretariat Rektorat mengatakan “merasa lebih safety pastinya, namun tetap ketat dalam protokol kesehatan tidak mengabaikan walaupun sudah di vaksin.. karena itu yg paling penting tidak bisa di abaikan begitu saja. Setidaknya untuk meminimalisir penyebaran virus & mendukung pemerintah juga dalam ikhtiar ini, agar bisa kembali normal seperti sedia kala, tanpa merugikan pihak manapun. Gejala nya tidak begitu serius, alhamdullilah semuanya sehat, yg dirasakan mengantuk dan setelah istirahat total kondisi sudah normal kembali & yang paling penting itu imun yg harus selalu stabil. Retno menaruh harapan bersarnya “yang pasti degan vaksinasi ini, pandemi bisa benar-benar berakhir, dan kita semua negara indonesia bahkan dunia bisa kembali hidup normal dan berdampingan seperti sebelum adanya pandemi ini. Perekonomian bisa kembali membaik, pendidikan bisa kembali tatap muka karena evort nya berbeda sekali dengan sekolah daring.”pungkasnya

Gina Dwi Fristaloka, S.IP. selaku Staff Direktorat Biro Administrasi Umum (BAU) dan Kerjasama mengatakan, vaksin yang diberikan oleh pemerintah Indonesia adalah bentuk ikhtiar bersama, tidak hanya di tanah air saja, tetapi seluruh Negara pun sedang gencar – gencarnya memberikan vaksin kepada rakyat nya, agar pandemic Covid -19 cepat teratasi. Gina menceritakan bahwa vaksin dosis kedua tersebut berbeda dengan dosis yang pertama, jika yang pertama hanya mengantuk, berbeda dengan dosis ke dua yang menimbulkan efek yang lebih terasa, seperti mengantuk beberapa hari, lengan pegal – pegal di area bekas suntikan. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan istirahat dengan cukup, menjaga pola makan. Besar harapannya semoga dua ini kembali sehat dan dapat merasakan kebebasan tanpa terbatas.”ungkapnya

Dilansir dari https://lifestyle.kompas.com Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) belum lama ini mengkonfirmasi jika dua dosis vaksin lebih baik daripada satu. Temuan ini didapat setelah dilakukan penelitian terhadap hampir 4.000 petugas kesehatan, penerima pertama, dan pekerja garda depan. Dalam penelitian yang dilakukan pada 14 Desember 2020 hingga 13 Maret 2021, peneliti menemukan satu dosis vaksin memberikan perlindungan sebesar 80 persen. Angkanya meningkat menjadi 90 persen apabila vaksin kedua diberikan dua minggu setelah dosis pertama. "Ini karena jenis respons imun berbeda dirangsang oleh suntikan kedua," kata Ahmad Kamal, MD, MSc dari Santa Clara Valley Medical Center kepada Health.

Pemerintah menekankan pentingnya perilaku 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas. Berdasarkan banyak penelitian, rajin mencuci tangan bisa menurunkan risiko penularan virus, termasuk virus corona sebesar 35%. Memakai masker bisa mengurangi risiko penularan virus corona hingga 45% kalau memakai masker kain. Sementara kalau menggunakan masker medis, risiko penularan berkurang hingga 75%. (Direktorat Hms & Pro)