Berita

ROADSHOW IDENTIK 2022 : COLLABORATE AND GROW STRONGER

BANDUNG, UNIKOM - Roadshow IdenTIK 2022 kembali digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika. Berlangsung di Swiss Bell Hotel Balikpapan, Senin (18/4) Roadshow tahunan bagi Enterpreneur TIK Indonesia kali ini, tentu saja menjadi tahapan seleksi menuju kompetisi AICT atau ASEAN Information Communication Tehnology yang nantinya akan dilaksanakan di Singapura tahun 2023 mendatang.

Mengusung tema ‘Collaborate and Grow Stronger’, IdenTIK mengajak anak muda Indonesia untuk berani mengembangkan ide mereka demi menjadi The Next Unicorn yang akan meningkatkan kualitas ekonomi bangsa. Terdapat 6 (enam) kategori yang dikompetisikan dalam IdenTIK, yaitu Public Sector, Private Sector Inovasi Teknologi Konten Digital, Corporate Social Responsibility, Start-Up Company dan Research and Development.

Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Faisal turut hadir. Sebagai wujud apresiasi dan dukungan pemerintah Kaltim dalam kegiatan IdenTIK 2022. Hadir juga sebagai narasumber yakni dewan juri, Prof Eko K Budiardjo dari Fakultas Ilmu Komputer UI, dan Barry Simorangkir selaku juri inovasi teknologi konten digital. Pemenang Karya Terpilih IdenTIK 2020 Robby UL Pratama Peraih Medali Perak di AICTA 2021 “Superneli – Digital Content” Dan merupakan Kepala Divisi Animasi Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung. Serta Karya Terpilih IdenTIK 2020 Kategori Startup Company “Kedata”

Sementara peraih mendali perak di AICTA 2021 di Mianmar, Ketua Divisi Animasi Unikom Robby UL Pratama yang mengenyam pendidikan rekayasa perangkat lunak/programing menyampaikan hal yang perlu dilakukan bagi peserta IdenTIK.

“Pertama harus bisa mengeksekusi ide. Paul Moler tahun 93 itu menyebut IDe itu barang yang memiliki nilai ekonomi tinggi dibandingkan obyek ekonomi lainya,” ujar pencipta film animasi Super Neli ini (nenek super hero).

“Ide super Neli itu lahir karena saya senang gambar,  dulu tulisan gambaran di buku belakang saya. Biasanya orang yang suka gambar, banyak coretan-coretan gambar di belakang bukunya. Nah itu ide super Neli itu dari situ yang kemudian saya kembangkan setelah belajar animasi sehingga menjadi intelektual property dimana produk turunannya sudah menjadi banyak,” ulasnya.

Selain memiliki ide yang dieksekusi, juga peserta harus punya percaya diri tapi tidak berlebihan. Robby bercerita saat 2015 lalu, Super Neli belum jadi, baru berupa konsep dan juga desain karakter.  Kemudian  ia mencoba ikutkan di ASEAN Karakter Award.

“Saat itu saya percaya diri karena yakin memiliki ide yang bagus. Dari 52 nominasi karekter Asia, saya diundang ke Jepang dan ketemu pencipta upin ipin dan. Ternyata 3 besar dari 5 penghargaan itu salah satunya Super Neli,” ungkapnya.

Tips lainya, menurutnya peserta fokus pada karya bukan pada juara. Dan ini selalu diterapkan kepada dirinya dan tim. Sehingga apapun hasilnya bisa lebih legowo karena kalau fokus ke juara begitu kalah biasanya yang diprotes jurinya atau panitianya, Kemudian berdoa ini juga sangat penting semoga juri melihat karya kita seperti super neli sebagai karya digital konten yang In Sya Allah kami bisa buktikan bahwa ini layak. Dan akhirnya kami dapatkan ASEAN ICT Award,” tutupnya dilansir dari inibalikpapan.com

IdenTIK juga berperan sebagai satu-satunya fasilitator yang bisa membawa karya inovator muda terpilih untuk mewakili Indonesia dalam kompetisi tingkat regional yaitu ASEAN ICT Awards (AICTA).

AICTA merupakan suatu inisiatif dan program di bawah ASEAN ICT Masterplan 2025 yang menjadi ajang bergengsi pengakuan terhadap karya TIK terbaik di seluruh wilayah ASEAN, serta sebagai tolak ukur kesuksesan dalam hal inovasi dan kreativitas. (Direktorat Hms & Pro)