Berita

Ketua Program Studi Manajemen Unikom Menjadi Narasumber Pada Kegiatan Gerakan Literasi Pandu Digital Indonesia 2022

BANDUNG, UNIKOM - Indonesia sebagai negara yang terus mengembangkan sektor ekonomi digital untuk menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, perlu melakukan terobosan dengan mempersiapkan generasi muda yang adaptif di era Revolusi Industri 4.0 dengan dukungan pembinaan literasi digital dan pemberdayaan masyarakat. Luasnya wilayah Indonesia dan sebaran SDM yang memiliki pengetahuan literasi digital menjadi tantangan tersendiri untuk pencapaian tujuan di atas, maka Kominfo berusaha memenuhi kebutuhan SDM yang memiliki kemampuan untuk menjadi pendamping masyarakat dalam literasi digital melalui kegiatan/program Pandu Digital.

Gerakan Literasi Pandu Digital 2022 bersama Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung mengusung tema “Digitalisasi Bisnis di Era Revolusi Industri 5.0” pada Senin (29/9/22) dengan mengundang sebagai Keynote Speech Direktur Jendral Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Samuel Abrijani Pengerapan, B.Sc., M.M.  Narasumber   Pandu Digital Indonesia M. Rizal Saanun, Ketua Program Studi Manajemen Unikom Dr. Linna Ismawati, SE., M.Si., Wakil Sekretaris PWNU DIY & Nur Iman Foundation Miangi Yogyakarta. Pandu Digital Indonesia & Digital Trainer Rizki Ayu Febriana.

Revolusi industri, istilah ini tentu sudah cukup familiar. Revolusi industri adalah fenomena yang cukup sering dipelajari di sekolah, lantaran pengaruhnya yang begitu besar bagi dunia.Revolusi industri 4.0 adalah kemajuan terakhir yang paling banyak diterapkan oleh indsutri. Namun, baru-baru ini muncul gagasan baru, era industri 5.0 yang muncul pasca pandemi.Nampaknya pandemi Covid-19 memang membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia, terutama aspek ekonomi. Banyak industri yang mengubah model bisnisnya, sebagian besar sudah melakukan digitalisasi.

Dr. Linna Ismawati, SE., M.Si. dalam paparannya mengatakan bahwa Perkembangan Digitalisasi sudah masuk ke berbagai aspek kehidupan. Berbagai lapisan Masyarakat sudah memanfaatkan teknologi digital pada masa revolusi industri 4.0 dan society 5.0 Pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengelola informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terkontaminasi oleh informasi yang tidak benar. Linna Juga mengatakan bahwa Distrupsi Teknologi juga hadir sebagai Alih Fungsi SDM (Artificial Intellegence) dengan Robot/ Teknologi berbasis Digital (ICT) dalam berbagai bidang kehidupupan tanpa menggantikan peran manusia itu sendiri.

Era industri 5.0 muncul sebagai penyempurna atas era 4.0, kini manusia dapat bekerja bersama dengan robot dan kecerdasan buatan. Era industri 5.0 ini memanfaatkan teknologi IoT untuk menggabungkan kecerdasan buatan dengan pikiran manusia. Era industri 5.0 hadir bukan untuk menggantikan manusia dengan robot, melainkan mendukung pekerjaan manusia. Era 5.0 ini mendorong keseimbangan efisiensi dan produktivitas industri berkat perpaduan teknologi dan kecerdasan manusia. (Direktorat Hms & Pro)